Senin, 30 Januari 2017 | By: Eva Muji Purwanti

Teks Prosedur Kompleks

     Haii selamat datang di blog saya. Sekarang kita akan membahas materi mengenai teks prosedur kompleks. Materi yang akan kita bahas adalah tentang pengetian, ciri-ciri, stuktur, unsur kebahasaan, dan contoh teks prosedur kompleks. Selamat belajar!!!

    A. Pengetian Teks Prosedur Kompleks
      Teks Prosedur Kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan terdapat penjelasan/keterangan dalam langkah tersebut.

    B. Ciri-Ciri Teks Prosedur Kompleks 
  • Berisikan langkah-langkah 
  • Disusun secara informatif 
  • Dijelaskan secara mendetail 
  • Bersifat objektif 
  • Langkah berkelanjutan dengan penjelasan 
  • Menggunakan syarat/pilihan 
  • Bersifat universal 
  • Bersifat aktual dan akurat 
  • Bersifat logis

      C. Struktur Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks
  • Tujuan : Berisi tujuan dari pembuatan teks atau hasil akhir yang ingin dicapai (dapat berupa judul) 
  • Langkah-Langkah : Cara yang ditempuh agar tujuan atau hasil akhir dapat dicapai (tidak bisa diubah urutannya) 

      D. Unsur Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks
  • Terdapat kalimat imperatif : kalimat yang mengandung perintah. Kalimat perintah berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang melakukan sesuatu.
    Contoh:
    Tolong matikan keran yang sudah penuh itu!
    Jangan merokok di ruangan ini!
    Jangan menginjak lantai yang baru saja dipel!
  • Terdapat kalimat deklaratif : kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat deklaratif berfungsi untuk menginformasikan atau memberitahukan mengenai suatu hal.
    Contoh:
    Matahari terbit dari sebelah timur.
    Dua termasuk bilangan genap.
    Tokyo merupakan ibu kota negara Jepang.
  • Terdapat kalimat introgatif : kalimat yang berisi pertanyaan. Kalimat tanya berfungsi untuk meminta informasi mengenai suatu hal.
    Contoh:
    Kapankah nelayan pergi melaut?
    Apa yang dimaksud adaptasi?
    Mengapa air laut berwana biru?
  • Terdapat bilangan urutan : angka yang menunjukkan urutan
  • Partisipan manusia secara umum : semua manusia yang ikut serta dalam teks tersebut. Partisipan manusia digunakan dalam teks prosedur kompleks meliputi pronomina atau kata ganti yang digunakan untuk penyebutan berikutnya, seperti -nya (kata ganti orang ketiga tunggal) yang mengacu pada subjek (orang).
  • Verbal material : Verba atau kata kerja yang mengacu pada tindakan fisik misalnya memukul, menendang, dan menampar.
    Contoh:
    Pemain bola itu menendang bola dengan sangat keras hingga masuk ke gawang lawan.
    Perampok itu menampar wajah korbannya agar tidak berteriak-teriak.
    Pak Rahman memukul meja dengan sangat keras untuk menenangkan kegaduhan di kelas.
  • Verba tingkah laku : Verba yang mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan ungkapan verbal (bukan sikap mental yang tampak) seperti melihat, menyaksikan, memandangi, dan menatap.
    Contoh:
    Rian memandangi punggung ayahnya yang sedang mengangkut pasir.
    Anton menyaksikan pertunjukan sepak bola di Gelora Bung Karno. 
  • Konjungsi Temporal : Konjungsi yang mengacu pada urutan waktu sekaligus menjadi sarana kohesi teks. Contoh: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, selanjutnya, sementara, bila, demi, sambil, sejak, apabila waktu, tatkala, ketika, sebelum, dan semenjak,
  • Menggunakan kata baku
  • Menggunakan konjungsi persyaratan: jika, jikalau, kalau, bila, apabila, asalkan, manakala

      E. Contoh Teks Prosedur Kompleks

CONTOH KE 1

Cara Membuat Layang-Layang 

Layang-layang adalah mainan tradisional anak-anak. Dan banyak dari kita memiliki kenangan dalam bersenang-senang bermain layang-layang. Namun, layang-layang harganya cukup mahal jika Anda membelinya di toko.

Oleh karena itu, kenapa tidak membuat layang-layang buatan sendiri? Cukup mudah kok cara pembuatannya. Layang-layang menggunakan hukum fisika sederhana, dan konstruksi pun cukup sederhana. Membuat layang-layang adalah bagian dari kerajinan tangan sederhana dan praktis yang dapat Anda nikmati bersama dengan anak-anak Anda.

Dan menerbangkan layang-layang buatan tangan sendiri pasti akan membuat bahagia! Simak langkah-langkah ini ya!

Bahan Membuat Layang-Layang :
1 (satu) ruas bambu dengan diameter +/- 1 cm dan panjang +/- 90 cm
1 (satu) ruas bambu dengandiameter +/- 1 cm dan panjang +/- 50 cm
Kertas layangan (Kertas tipis atau kertas minyak)
Spidol/pewarna
Lem Kertas
Pita kaset (jika perlu)
Tali atau benang
Pisau dan Gunting
Penggaris

Cara Membuat Layang-layang Sederhana

1. Siapkan selembar kertas untuk membentuk tubuh layang-layang Anda. Jika tidak ada selembar kertas besar, Anda dapat menempelkan empat potong kertas ukuran A4 dengan menggunakan selotip. Tapi Anda harus menempatkan dengan benar! Menggunakan selotip untuk menyatukan dua lembar kertas yang membentuk bagian atas, kemudian satukan juga dua lembar kertas yang membentuk bagian bawah. Snap dua bagian dengan menggunakan selotip; Pastikan bahwa terpasang dengan kencang.


2Untuk memotong kertas ke dalam bentuk layang-layang, cukup potong keempat sudutnya. Lihatlah desain di bawah ini untuk mendapatkan ide bagus tentang proporsi yang pas. Bentuk layang-layang harus sedikit lebih panjang di bagian bawah.

3.Ikat dua tongkat jadi satu bagian. Untuk memastikan keduanya terikat pada posisi yang pas, bisa disejajarkan dulu dengan kertas yang telah dipotong menjadi bentuk layang-layang. Ikat sekencang mungkin! Dan kedua batang harus diikat kencang. Benang-benang pengikat yang masih tersisa tidak lupa untuk dirapihkan
Benang apapun dapat dipakai untuk mengikat kedua batang tongkat dengan kencang. Selama ikatan tak terpisahkan dan bukan bentuk rope (tali terlalu tebal), Anda melakukannya dengan benar.

Tusuk sate kayu pun dapat digunakan sebagai tongkat.


4. Membuat 4 lubang di kertas berbentuk layang-layang pada setiap sudut. Sisipkan benang melalui setiap lubang. Sisakan sedikit tambahan di bagian atas untuk menyisipkan pita untuk jika Anda ingin. Ikat tongkat pada posisinya pada kertas berbentuk layang-layang.

5. Ikat benang ke sisi kiri dan kanan kerangka layang-layang secara horizontal. Kemudian mengikat benang ke tengah thread “itu” menjadi benang yang terbang layang-layang. Thread ini harus semua Anda perlu untuk terbang layang-layang!


6.Ikat kertas atau pita pada sudut layang-layang untuk membentuk ekor. Anda dapat menambahkan sepotong bahan di ujung layang-layang untuk menambah beban serta kemampuan untuk melayang. Ekor juga melengkapi penampilan layang-layang Anda menjadi lebih menarik.

7.Carilah tanah lapang atau tempat yang memungkinkan dengan angin cukup. Minta seseorang untuk membantu Anda memegang layang-layang sementara Anda menunggu kedatangan hembusan angin untuk menerbangkan layang-layang.
Jika Anda merasa angin yang ada masih kecil, mulai saja dengan cara berjalan dan melemparkan layang-layang ke udara! Jika Anda beruntung, layang-layang akan tetap terbang secara perlahan.
main layang-layang

8. Terbangkan layang-layang Anda. Lebih menyenangkan tentunya jika Anda membuat itu semua sendiri, bukan? Setelah Anda mulai bosan dengan penerbangan sederhana, mulai melakukan putaran, belokan dan menukik. Bila perlu carilah kawan bermain untuk saling beradu.

Tips

Semakin panjang benang layang-layang semakin baik. layang-layang dapat terbang semakin tinggi dan mendapatkan angin yang cukup untuk tetap terbang. Tetapi berhatilah-hatilah menggulungnya dengan benar agar tidak kusut!
  • Kamu dapat menuliskan kata-kata pada layang-layang. Saat orang-orang melihatnya di udara, tentu akan terlihat keren!
  • Menerbangkan layang-layang paling baik di tanah lapang, seperti di taman atau di pantai.
  • Warnailah layang-layang Kamu agar terlihat indah dengan menggunakan pensil warna atau spidol warna.
  • Anda pada layang-layang kalau-kalau layang-layang tersebut terlepas dan tertiup angin!
  • Cara bagus untuk menghias layang-layang adalah dengan menggunakan selotip dengan jenis yang berbeda-beda.

Peringatan

Layang-layang kertas mudah sobek, jadi pastikan anginnya tidak terlalu kencang. Jadi usahakan untuk menerbangkan layang-layang pada angin dengan kecepatan sedang atau tidak terlalu kencang.
Jauhkan layang-layang dari angin kencang cenderung mendung dan hujan, jalanan umum, apalagi kabel listrik.

CONTOH KE 2


CONTOH KE 3




Sumber :

http://artikelmateri.blogspot.co.id/2015/11/teks-prosedur-kompleks-pengertian-tujuan-ciri-struktur-contoh.html
http://www.katapengertian.com/2016/02/unsur-kebahasaan-pada-teks-prosedur.html
http://ensiklopediasli.blogspot.co.id/2016/05/15-contoh-teks-prosedur-kompleks.html

Sabtu, 21 Januari 2017 | By: Eva Muji Purwanti

Teks Cerita Pendek (Cerpen)

Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur Intrinsik, dan Unsur Ekstrinsik pada Cerpen

A. Pengertian Cerita Pendek

    Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karangan fiksi berbentuk prosa yang singkat dan pendek yang unsur ceritanya berpusat pada suatu peristiwa pokok. Dinamakan cerita pendek karena ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu karakter tokoh dalam situasi atau suatu ketika.

    Berikut pengertian cepen menurut para ahli  :
  •  Sumardjo dan Saini
  Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat. 
  • Menurut KBBI 
  Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut. 
  •  Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
   Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri. 
  •  Hendy
   Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan tungal. 
  •  Aoh. K.H
   Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan kisahan prosa pendek. 
  •  J.S. Badudu
   Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa saja. 
  •  H.B. Jassin
   Menurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian. 


B. Ciri - Ciri Cerpen
  • Kurang dari 10.000 (sepulu ribu) kata. 
  • Bentuk tulisan singkat yang pastinya lebih pendek dari Novel. 
  • Isi cerita umumnyan dari kehidupan sehari-hari 
  • Penokohan dalam cerpen sangat sederhana 
  • Fiktif 
  • Hanya ada satu alur 
  • Habis dibaca sekali duduk 
  • Kata-kata yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca 
  • Mengangkat sebagian peristiwa saja dalam hidup tidak seluruhnya 
  • Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca merasakan isi dari cerpen tersebut 
C. Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik antara lain :

Tema
    Tema adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari dari jalan cerita sebuah cerpen. Tema biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita atau tersurat dan tidak langsung, dimana si pembaca harus teliti dan dapat menyimpulkan sendiri atau tersirat. Contoh: Tema percintaan, sosial budaya, lingkungan hidup, agama, dsb.

Alur
    Alur adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Secara umum tahapan alur terbagi antara lain :

- Pengenalan situasi cerita: Pada bagian ini, pengarang cerita mulai memperkenalkan berbagai macam tokoh yang ada pada cerita tersebut. Selain itu, ia juga memperkenalkan tema latar yang ia ambil. Seperti: Ranah perkotaan, pedesaan atau pegunungan sekalipun.

- Pengungkapan peristiwa : Pada tahap ini, pengarang cerita mulai menunjukan masalah yang akan dihadapi oleh sang tokoh utamanya. Biasanya, pada tahap ini di desain se-dramatis mungkin. Agar pembaca akan penasaran akan tahap kisah selanjutnya.

- Menuju pada adanya konflik : Setelah masalah muncul, timbulah konflik di dalamnya. Biasanya konflik ini terjadi antara tokoh utama dan tokoh antagonis.

- Puncak konflik atau klimaks : Tahap ketegangan ini merupakan inti dari cerita tersebut dimana sang tokoh utama berada pada masalah yang sangat menegangkan. Seperti jatuh dari lantai 30 misal. Ataupun seperti adegan seorang pangeran yang hendak dibunuh.

- Penyelesaian : Setelah berada di ujung puncak masalah, pengarang cerita akan mulai membawa alur tersebut pada tahap penyelesaian. Apakah cerita tersebut akan berkahir dengan bahagia (happy ending) atau malah sebaliknya (sad ending). Semua itu tergantung keputusan sang penulis.


Berikut merupakan macam-macam alur :

a. Alur Maju
Pada alur maju (alur progresif) pengarang cerita menyajikan jalan cerita dengan cara berurutan dari tahap pengenalan hingga tahap penyelesaian. Semua ia kemas secara runtut dan rinci. Tujuannya adalah agar pembaca tidak terlalu bingung dengan adanya alur tersebut.

b. Alur Mundur
Alur mundur merupakan model jalan cerita yang di sampaikan secara tidak urut. Biasanya sang penulis akan menyampaikan ceritanya di mulai dari tahap konflik menuju tahap penyelesaian. Setelah itu, baru kemudian ia akan kembali lagi menceritakan latar belakang timbulnya kejadian/konflik tersebut.

c. Alur Campuran
Jenis alur yang terakhir adalah alur campuran. Alur jenis ini merupakan penggabungan dari dua jenis alur diatas, yakni alur maju dan mundur. Pada awalnya, penulis akan menyampaikan ceritanya dengan kisah yang urut. Lalu kemudian sewaktu-waktu pengarang cerita akan menceritakan kembali kisah yang sudah lampau atau biasa kita sebut dengan istilah Flashback. Cerita yang menggunakan jenis alur seperti ini cukup sulit untuk dipahami. Membacanya butuh konsentrasi yang cukup tinggi.

Latar/Setting
Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut. Latar terbagi menjadi 3 yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar suasana.

Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh protagonis atau tokoh baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh figuran yaitu tokoh pendukung.

Penokohan
Penokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut. Sifat yang telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu hal. Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya:

a. Metode analitik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, seperti seperti: pemberani, penakut, pemalu, keras kepala, dan sebagainya.

b. Metode dramatik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkannya secara tidak langsung, yaitu dapat dengan cara : penggambaran fisik (Misalnya cara berpakaian, postur tubuh, dan sebagainya), penggambaran dengan melalui sebuah percakapan atau dialog, reaksi dari tokoh lain (dapat berupa pendapat, sikat, pandangan, dan sebagainya).

Sudut Pandang
Adalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam cerita. Sudut pandang ada 4, antara lain:

Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta tingkah laku yang dialaminya. Tokoh ”aku” akan menjadi pusat perhatian dari kisah cerpen tersebut. Dalam sudut pandang ini, tokoh "aku" digunakan sebagai tokoh utama.
Contoh:
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini aku harus bekerja keras.
Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan
Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan. Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang dialaminya. Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain. Tokoh ”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui segalanya.
Contoh:
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat
Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga serbatahu. Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja.
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapim kalau dilihat dari raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut. 

Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan dari seorang penulis atau pengarang cerita tersebut kepada pembaca agar pembaca dapat bertindak atau melakukan sesuatu.


D. Unsur Ekstrinsik Cerpen

  • Nilai-nilai dalam cerita 

1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku.

2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.

3. Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.

4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk

(pengajaran).

5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menarik/menyenangkan (rasa

seni).

6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.

7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.

8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.

9. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai ini ada yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan sebagainya.
  • Latar belakang budaya penulis 
  • Keadaan psikis penulis dan pembaca 
  • Keadaan lingkungan 
  • Sejarah penulis 
  • Pendidikan penulis 
  • Kondisi masyarakat pada saat cerpen itu dibuat. 

sumber :

http://pengertianedefinisi.com/pengertian-definisi-cerpen-dan-struktur-menurut-ahli/
http://gopengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html
https://sehatisme.com/macam-macam-tahapan-alur-pada-cerita/